Senin, 30 Oktober 2017

Review Jurnal Etika Profesi Akuntansi

ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS AUDITOR
DI KAP DALAM ETIKA PROFESI
(STUDI TERHADAP PERAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDUAL: LOCUS OF CONTROL, LAMA PENGALAMAN KERJA, GENDER, DAN EQUITY SENSIPTIVITY)

PUTRI NUGRAHANINGSIH
Alumni Fakultas Ekonomi UNS

DIREVIEW OLEH :
BELLA NITA PERMATASARI
BELLA P SAPHIRA
MAYANG AULIA
NUR AMALINA
REGGINA RACHMADEWI
SINDY DYAH PURBOSARI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Isu tentang etika akuntan diindonesia berkembang dengan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh anggota intern, anggota publik, dan seseorang yang memainkan peran kunci dalam semua area. Kewajiban akuntansi yang dilakukan tersebut untuk menjaga perilaku etis mereka terhadap organisasi dimana mereka meraung. Tanggung jawab yang dimiliki akuntan juga menjadi kompeten dan menjaga integritas mereka. Seorang akuntan sering menghadapi dilema etik yang selalu bertentangan. Misalnya terjadi pada saat seorang auditor dan klien tidak sepakat dalam tujuan pemeriksaan dan aspek fungsi. Dalam konflik ini, pertimbangan profesional berdasarkan pada nilai dan keyakinan individu, dan kesadaran moral sangat penting dalam mengambil keputusan akhir. (Muawanah dan Indriantoro, 2001). Pembahasan ini  mengenai keinginan untuk mengubah perilaku menjadi perilaku yang diinginkan.

Faktor utama yang menjadi penelitian ini adalah pada penelitian Fauzi (2001) hanya meneliti perbedaan etis ditemoat kerja secara umum, sedangkan pada penelitian ini akan menganalisi perilaku etis dan dia memfokuskan terhadap presepsi auditor terhadap kode etika akuntan. Perbedaan dalam penelitian ini adalah auditor. Penelitian fauzi hanya diambil dari mahasiswa dan sampel dari auditor. Perbedaan penelitian ini menambahkan satu variabel atribut individu yaitu gender. Penelitian berpengaruh terhadap etika yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh gender pada etika membuktikan hasil yang berbeda-beda dan belum konsisten.

Perbedaan keempat yaitu mengubah devinisi dan pengukuran variabel kerja pada pengalaman kerja. Responden pada pebgubahan ini dijadikan sampel, yaitu auditor yang memiliki pengalaman kerja.Hal ini juga didukung UU no.34 tahun 1954 yang mengatur penggunaan sebutan akuntan. Untuk dapat berpraktik sebagai akuntan publik terdaftar, diperlukan izin dari Departemen Keuangan, yaitu adanya persyaratan pengalaman,minimal 3 tahun bekerja sebagai auditor pada KAP atau BPKP. Di penelitian ini tidak diukur dari ada atau tidaknya pengalaman kerja, melainkan lama tidaknya berkerja pada auditor senior dan auditor yunior.

Di penelitian ini tidak ada pengujian terhadap variabel akademis displin karena sampel yang digunakan adalah auditor. Penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa yang dibagi menjadi akuntansi dan manajemen. Pada hal tersebut dijelaskan bahwa auditor berasal dari akademis displin akuntansi, sehingga tidak terdapat faktor individual disiplin akademis.

Perumusan Masalah
Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor dengan internal locus of control dan auditor dengan external locus of control?
2.   Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor senior dan auditor yunior?
3.  Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor pria dengan auditor wanita?
4. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor yang termasuk kategori benevolents dan auditor yang termasuk kategori entitleds?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor berdasarkan perbedaan faktor-faktor individualnya yaitu sebagai berikut:
1.  Perilaku etis antara auditor dengan internal locus of control dan auditor dengan external locus of control.
2.    Perilaku etis antara auditor senior dan auditor yunior.
3.    Perilaku etis antara auditor pria dan auditor wanita.
4.  Perilaku etis antara auditor yang termasuk kategori benevolents dan auditor yang termasuk kategori entitleds.


LANDASAN TEORI

Persepsi
Di dalam penjelasan tentang persepsi seseorang, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah opini setiap individu tentang segala hal yang berada pada lingkungan sekitarnya, bisa berupa sesama manusia, benda, hewan, dan lain sebagainya

Etika Dan Perilaku Etis
Etika beruhubungan dengan perilaku seseorang. Karena berhubungan dengan perilaku seseorang, etika bisa menjadi benar dan salah dalam kehidupan sosial, terutama dalam beroganisasi di suatu perusahaan yang sering disebut dengan etika profesi. Perilaku etis sangat berpengaruh ketika seseorang menjadi pemimpin dalam profesinya, Auditor misalnya. Ketika Auditor melakukan tindakan yang tidak etis, maka ia tidak akan mendapat kepercayaan dari teman se-profesinya tersebut.

Peran Kode Etik Akuntan Indonesia
Pada intinya kode etik mengatur hubungan antar individu. Dalam hal ini berhubungan dengan profesi akuntan di Indonesia, baik antara auditor dengan klien.

Faktor-Faktor Individual
Faktor individual dibagi menjadi 4:
1.        Locus of control
Pandangan seseorang terhadap suatu peristiwa disekitarnya, apakah seseorang tsb dapat mengendalikan dirinya atau tidak.

2.        Lama pengalaman kerja ( years of job experience )
Lama pengalamana kerja dimaksud kepada bagian profesi auditor, apakah pihak senior telah bekerja lebih dari 2 tahun dan junior bekerja dibawah 2 tahun. Lama pengalaman kerja dipengaruhi oleh perilaku etis.

3.        Konsep gender
Faktor ini dimaksudkan apakah pria atau wanita yang sudah ditakdirkan jenis kelamin masing-masing secara biologis mampu menunjukkan perilaku etis atau tidak dalam berorganisasi terutama dalam profesi masing-masing.

4.        Equity
Berhubungan dengan fairness ( keadilan ) yang dirasakan seseorang terhadap orang lain. Equity theory oleh Adam bahwa terdapat tiga tipe individu yaitu individu equity sensitives yang merasa adil ketika inputs sama dengan outputs, individu benevolents (kebaikan )  merasa adil (equity) ketika inputs lebih besar dari outputs, dan individu entitleds ( Berhak ) merasa adil (equity) ketika outputs lebih besar dari inputs.

Penelitian Terdahulu
Perbedaan faktor individual dalam kemampuan menerima perilaku etis atau tidak etis. Hasil menunjukkan bahwa  individu  dengan  internal  locus  of  control  cenderung  lebih  tidak  menerima tindakan tertentu yang kurang etis, sedangkan individu dengan  external locus of control cenderung lebih menerima tindakan tertentu yang kurang etis. Wanita ditunjukkan lebih etis  dibandingkan  pria.

Hipotesis
1.   Terdapat perbedaan perilaku etis antara auditor dengan internal locus of control dan auditor dengan external locus of control.
2.        Terdapat perbedaan perilaku etis antara auditor senior dan auditor yunior.
3.        Tidak terdapat perbedaan perilaku etis antara auditor pria dan auditor wanita.
4.        Terdapat perbedaan antara perilaku etis auditor benevolent dan auditor entitleds


METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Surakarta dan DIY. dalam penelitian ini untuk menentukan sampel  peneliti menggunakan metode non probability sampling, yaitu convenience sampling method. Dalam metode ini, informasi akan dikumpulkan dari anggota populasi yang dapat ditemui dengan mudah untuk memberikan informasi tersebut.

Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Instrumen Penelitian
Perilaku etis auditor adalah variabel yang akan diukur dalam penelitian ini. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan instrumen Workplace Behaviour Scale (WBS). Workplace Behaviour Scale (WBS) terdiri dari 10 item pertanyaan dalam kuesioner yang diukur dengan 5 poin skala likert yaitu: (1) sangat dapat diterima, (2) dapat diterima, (3) tidak pasti, (4) tidak dapat diterima, dan (5) sangat tidak dapat diterima. Perilaku etis ditunjukkan oleh perolehan skor dari WBS, semakin tinggi skor WBS maka memiliki perilaku yang semakin etis, sebaliknya semakin sedikit skor WBS maka memiliki perilaku semakin kurang etis.

Penelitian ini akan memfokuskan pada faktor-faktor atau substansi kode etik akuntan yang meliputi (1) pelaksanaan kode etik, dan (2) penafsiran dan penyempurnaan kode etik. Instrumen persepsi ini terdiri dari 11 item pertanyaan yang diukur dengan skala likert 1 sampai dengan 5 yaitu: (1) sangat tidak setuju, (t2) tidak setuju, (3) tidak pasti, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Peneliti mengasumsikan bahwa bagi responden yang berpersepsi positif terhadap kode etik yang meliputi pelaksanaan kode etik, dan penafsiran dan penyempurnaan kode etik akan memiliki perilaku yang lebih etis. Untuk mengetahui bagaimana persepsi auditor terhadap kode etik maka dilakukan analisis tambahan yaitu dengan uji proporsi.

Locus of control (LOC). Locus of control (LOC) adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel locus of control adalah Work Locus of Control Scale (WLCS) yang telah dikembangkan oleh Spector (1988). WLCS menggunakan 16 item pertanyaan dengan 5 poin skala likert yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) tidak pasti, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Internal LOC ditunjukkan oleh nilai jawaban responden yang lebih kecil dari mean score dan sebaliknya untuk external LOC diindikasikan oleh nilai jawaban responden lebih besar dari mean score.             Lama pengalaman kerja adalah jangka waktu (tahun) seorang auditor bekerja. Lama pengalaman kerja dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu mereka yang telah bekerja lebih dari dua tahun dikategorikan sebagai auditor senior dan mereka yang bekerja di bawah dua tahun sebagai auditor yunior. Data ini diperoleh dari kuesioner bagian D yaitu Data Demografi Responden.

Konsep gender dalam penelitian ini berdasarkan konsep seks (jenis kelamin). Pengertian jenis kelamin merupakan kodrat yang ditentukan secara biologis. Dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita. Data ini diperoleh dari kuesioner bagian D yaitu Data Demografi Responden. Equity berhubungan dengan fairness (keadilan) yang dirasakan seseoang dibanding orang lain. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel equity sensitivity adalah Equity Sensitivity Instrument (ESI) yang dikembangkan oleh Huseman (1985), yang terdiri dari 5 pertanyaan dengan nilai ESI berkisar 0-10 untuk tiap pertanyaan. Untuk menskor instrumen, maka tambahkan poin-poin yang dialokasikan untuk respon benevolents (1a, 2a, 3b, 4b, 5b). Seorang individu akan masuk kategori entitleds apabila nilai < meanscore, dan kategori benevolents apabila nilai > meanscore.

Sumber dan Pengumpulan Data
Data yang digunakan terbagi menjadi 2, data primer dan data sekunder. Data primer digunakan dengan cara mengisi kuesioner. Jadi peneliti memberi kertas yang berisi pertanyaan kepada koresponden lalu akan di uji oleh koresponden. Sedangkan untuk data sekunder peneliti hanya langsung mengambil /mengutip dari sumber-sumber yang sudah ada.

Metode Analisis Data
Pengujian validitas yang digunakan adalah validitas konstrak dan teknik yang digunakan Pearson Product Moment . Untuk semua teknik analisis data peneliti menggunakan applikasi SPSS versi 11 untuk windows. Sedangakn untuk uji realibitas menggunakan realibitas konsistensi internal. Untuk uji normalitas digunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test yaitu peungujian 2 sisi dengan tujuan untuk membandingkan signifikasi hasil uji dengan taraf signifikansi. Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji statistik yaitu Indipendent Sample T-Test. Pengujian validitas yang digunakan adalah validitas konstrak dan teknik yang digunakan Pearson Product Moment, teknik ini dibagi menjadi 2 tahapan analisis yaitu LLevene’s Test dan T-Test . Untuk semua teknik analisis data peneliti menggunakan bantuan applikasi SPSS versi 11 untuk windows. Dilakukan uji proposisi untuk mengetahui bagaimana presepsi auditor tentang kode etik. Uji proposisi dilakukan dengan cara menghitung presentase jawaban dari pertanyaan presepsi kepada kode etik. Jawaban dari pertanyaan tersebut dikelompokkan dalam format setuju dan tidak setuju.


ANALISIS DATA

Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada responden auditor yang terdapat di KAP Yogyakarta dan Surakarta. Dengan sampel sebanyak 41 pada KAP Yogyakarta, serta sampel sebanyak 29 pada KAP Surakarta. Dari total kuesioner sebanyak 70 buah, 3 diantaranya dinyatakan tidak memenuhi syarat. Sehingga total kuesioner yang dapat digunakan sebanyak 67 buah.

Hasil Pengujian Data
Hasil uji validitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,01 dengan  p-value lebih kecil dari taraf signifkansi sebesar 5%. Sehingga dapat disimpulkan semua item pertanyaan dalam kuesioner valid. Pada uji reliabilitas yang dilakukan dengan menghitung Cronbach’s Alpha kemudian nilai alpha  dibandingkan dengan indeks menghasilkan kesimpulan bahwa data yang digunakan memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Uji normalitas menunjukkan nilai p-value sebesar 0,672 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Hasil Pengujian Hipotesis
Uji statistik parametrik Independent Sample T-Test digunakan dalam penelitian ini untuk menguji empat hipotesis yang diajukan. Hasil pengujian hipotesis yang pertama yaitu nilai signifikansi hasil T-Test sebesar 0,018 maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara perilaku etis yang sinifikan antara auditor internal locus of control dan auditor external locus of control. Dengan hasil analisis mean perilaku etis auditor internal locus of control sebesar 39,33 dan mean perilaku etis auditor external locus of control sebesar 35,14.

Hasil pengujian hipotesis yang kedua yaitu nilai signifikansi hasil T-Test sebesar 0,002 maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan perilaku etis yang sinifikan antara auditor senior dan auditor yunior. Dengan hasil analisis mean perilaku etis auditor senior sebesar 34,09 dan mean perilaku etis auditor yunior sebesar 39,54.

Hasil pengujian hipotesis yang ketiga yaitu nilai signifikansi hasil T-Test sebesar 0,246 lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 0,05 maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara perilaku etis yang sinifikan antara auditor pria dan auditor wanita. Dengan hasil analisis mean perilaku etis auditor pria sebesar 36,00 dan mean perilaku etis auditor wanita sebesar 38,10.

Hasil pengujian hipotesis yang keempat yaitu nilai signifikansi hasil T-Test sebesar 0,003 maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan perilaku etis yang sinifikan antara auditor benevolent dan auditor entitleds. Dengan hasil analisis mean perilaku etis auditor benevolent sebesar 39,77 dan mean perilaku etis auditor entitleds sebesar 34,50.

Hasil Uji Proporsi
Penelitian ini juga menggunakan uji proporsi yang bertujuan untuk mengetahui persepsi auditor terhadap kode etik akuntan Indonesia. Hasil dari uji proporsi ini yaitu seluruh responden (auditor) memiliki persepsi positif terhadap kode etik ikatan akuntan Indonesia. Tapi dari hasil pengujian hipotesisnya, masing- masing responden mempunyai perbedaan rata-rata perilaku etis yang signifikan untuk setiap faktor-faktor individual yang dimilikinya.



KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan dan diolah, diketahui secara statistik, terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor internal locus of control dan auditor external locus of control. Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor senior dan auditor yunior. Tidak terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor pria dan auditor wanita. Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor benevolents dan auditor entitleds.




Sumber Jurnal


https://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/kamp-03.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar