Kamis, 25 Desember 2014

Pengantar Manajemen

PENGANTAR MANAJEMEN

MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI
&
PERAN DAN TEKNIK PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN


BAB I

PENDAHULUAN

 

 LATAR BELAKANG


Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan sosial budaya mendorong perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia diantaranya dalam berkumpul dan hidu berkelompok. Sebagai suatu bentuk kumpulan manusia dengan ikatan-ikatan tertentu atau syarat-syarat tertentu, maka organisasi telah pula berkembang dalam berbagai aspek termasuk ukuran dan kompleksitas. Semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas pendelegasian wewenang dan sebagainya. Kompleksitas lain adalah sehubungan dengan sumber daya manusia. Seperti kita ketahui bahwa sehubungan dengan sumber da manusia ini dapat diidentifikasi pula berbagai kompleksitas seperti kompleksitas jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas kedudukan dan status, kompleksitas hak dan wewenang dan lain-lain. Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik dalam organisasi, terutama konflik yang berasal dari sumber daya manusia, dimana dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentu mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi mereka dalam bekerja.
         Seorang pimpinan yang ingin memajukan organisasinya, harus memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan dan konflik di dalam kelompok dan konflik antar kelompok. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih memudahkan tugasnya dalam hal menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dan menyalurkannya ke arah perkembangan yang positif.


PEMBAHASAN MASALAH

Berbicara mengenai birokrasi mungkin tidak akan ada habisnya, karena organisasi memang sangat dekat dengan kehidupan kita, dan bahkan kita pasti tidak lepas dengan organisasi atau kelompok, baik dlaam skala kecil maupun besar, sehingga timbul berbagai permasalahan mengenai organisasi itu sendiri. Untuk itu penulis merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu mengenai "Manajemen Konflik dalam Organisasi".

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :

  • Pengertian manajemen konflik
  • Perubahan pandangan tentang konflik
  • Jenis-jenis konflik
  • Metode-metode pengelolaan konflik
  • Faktor-faktor yang mepengaruhi konflik
  • Metode penanganan konflik
  • Konflik structural
  • Konflik Lini dan Staf
  • Kesimpulan
 

TUJUAN

          Adapun tujuan dari tulisan ini adalah ingin mengetahui dan memahami apa itu konflik dan bagaimana cara mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi.




BAB II

PEMBAHASAN




MANAJEMEN KONFLIK

          Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumberdaya yang langka, atau aktifitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.

Perbedaan antara konflik dengan persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuannya? *25 kompetisi terjadi, apabila tujua kedua belah pihak tidak sesuai, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh dua bagian pemasaran computer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut siapakah yang pertama-tama mencapai atau memenuhi kuota penjualan yang paling banyak. Jika dalam hal ini tidak ada kemungkinan untuk mencampuri usaha pihak lain dalam mencapai tujuannya, maka terjadilah kompetisi, akan tetapi apabila ada kemungkinan untuk mencampuri itu dan memang dilakukan, terjadian konflik.
          Sedang kerjasama (kooperasi) terjadi bila dua atau lebih pihak yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama *26. Ada kemungkinan konflik dan kerjasama berdampingan, lawan kerjasama ialah bukan konflik, tetapi tidak ada kerjasama. Sebagai contoh anda setuju pada suatu tujuan, tetapi anda tidak setuju dengan cara pencapaian tujuan tersebut. Manajemen konflik ( pengelolaan konflik) berarti bahwa para manajer harus berusaha menemukan cara untuk mengembangkan konflik dan koperasi.

PERUBAHAN PANDANGAN TENTANG KONFLIK

          Sikap terhadap konflik demi organisasi telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Stephen P. Robbins telah meneliti evolusi ini dan menjelaskan tentang adanya perbedaan antara pandangan tradisional dengan pandangan interaksi. *27 konflik dapat fungsinal ataupun berperan salah (dysfunctional) secara sederhana bahwa konflik mempunyai potensi bagi pengembangan atau pengagnggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung kepada cara pengelolaannya. Segi fungsional konflik antara lain : 1) manajer menemukan cara penggunaan dana yang lebih baik; 2) lebih mempersatukan para anggota;3) menemukan cara perbaikan prestasi organisasi dan;4) penggantian manajer baru yang lebih cakap dan semangat

Dalam gambar diatas terdapat tingkat konflik fungsional optimal, dimana performance organisasi adalah maksimum. Bila konflik terlalu rendah, maka performance organisasidapat menghadapi stagnasi. Jika tingkat konflik terlalu tinggi, maka kekacauan dan perpecahan macam kehidupan organisasi. Berikut adalah bentuk dari pandangan lama dan baru mengenai konflik:


Pandangan Lama
  1. Konflik dapat di hindarkan
  2. Konflik disebabkan oleh kesalah-kesalahan manajemen dalam perancangan danpengelolaan organisasi atau oleh pengacau.
  3. Konflik menganggu organisasi dan menghalangi pelaksanaan optimal
  4. Tugas manajemen adalah menghilangkan konflik
  5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan penghapusan konflik

Pandangan Baru
  1. Konflik tidak dapat dihindarkan
  2. Yang tidak dapat dihindarkan, perbedaan dalam persepsi dan nilai-nilai pribadi dan sebagainya
  3. Konflik sangat membantu atau menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai drajat
  4. Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan penyesuaian
  5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhan tingkat konflik yang moderat

JENIS-JENIS KONFLIK


Ada lima jenis (tipe) konflik dalam kehidupan organisasi yaitu:
  • Konflik didalam individu :
         Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana Yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
  • Konflik antara individu dalam organisasi yang sama :
         Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
  • Konflik antara individu dan kelompok :
         Konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.
  • Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama :
           Adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
  • Konflik antar organisasi :
        Akibat adanya bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu negara. Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.

METODE-METODE PENGELOLAAN KONFLIK

Metode Simulasi Konflik
Metode ini di namakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan,karena karyawan pasif yang disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah. Rintangan semacam ini harus diatasi oleh manajer untuk merangsang konflik yang produktif.
Metode simulasi konflik meliputi: 1) pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok; 2) penyusunan kembali organisasi; 3) penawaran bonus, pembyaran intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan; 4) pemilihan manajer-manajer yang tepat, dan 5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONFLIK

Faktor-faktor yang mempengaruhi Konflik Dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern, sebagai berikut:

Faktor Intern

Kemantapan organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.
  • Sistem nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
  •  Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
  • Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.

Faktor Ekstern
  • Keterbatasan sumber daya
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
  • Kekaburan aturan/norma di masyarakat
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. Derajat ketergantungan dengan pihak lain. Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. Derajat ketergantungan dengan pihak lain. Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. Derajat ketergantungan dengan pihak lain. Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
  • Pola interaksi dengan pihak lain
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.

METODE PENANGANAN KONFLIK

Metode ini di pusatkan pada tindakan paera manager yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan.

Terdapat tiga metode penyelesaian yang sering di gunakan yaitu:
  • Dominasi dan Penekanan
        Meode ini dapat terjadi melalui cara-cara: 1) kekerasan (forcing) yang bersifat penekanan otokratik; 2) penenangan (smooling) yaitu cara yang lebih diplomatis; 3) penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas;  4) penentuan melalui suara terbanyak (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (volting) melalui prosedur yang adil.
  • Kompromi  (compromise)
        Manager mencari jalan keluar yang dapat di terima oleh pihak-pihak yang saling berselisih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Keputusan di capai melalui kompromi bukannya membiarkan pihak-pihak yang berkonflik merasa tenggalam dalam frustasi dan bermusuhan. Akan tetapi kompromi merupakan metode yang lemahuntuk menyelesaikan konflik, karena biasanya tidak menghasilkan penyelesain yang dapat membantu untuktercapainya tujuan oranisasi. Bentuk-bentuk kompromi meliputi : pemisahan (separation), dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan dipisahkan sampai mereka menyetujui : abitrasi (perwasitan), dimana pihak-pihak yang berkonflik tunduk kepada pihak ketiga ; kembali ke peraturan yang berlaku, penyelesaian berpedoman kepada peraturan (resort to rules) dimana kemacetan dikembalikan kepada pada etentuan yang tertulis yang berlaku dan membiarkan peraturan yang memutuskan penyelesaian konflik : penyuapan (bribing), dimana salah satu pihak menerima beberapa kompensasi sebagai imbalan untuk mengakhiri konflik.
  • Pemecahan masalah secara menyeluruh :
Dengan metode ini konflik antar kelompok di ubah menjadi situasi diamana kelompok-kelompok yang sedang berselisih bersama-sama berusaha mencari penyelesaian bagi masalah yang timbul yang dapat di terima di semua pihak. Hal ini manager perlu mendorong bawahannya, agar berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara bebas, dan menekankan usaha-usaha pencarian penyelesain inegratif.
Ada tiga metode untuk menyelesaikan konflik, yaitu :
  1. Konsensus, dimana pihak-pihak mengadakan pertemuan untuk mencari pemecahan-pemecahan terbaik, bukan mencari kemenangan bagi masing-masing pihak.
  2. Metode Konfrontasi¸dimana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan pandangannya secara langsung satu sama lain, dengan kepimpinan yang trampil dan kesediaan semua pihak untuk mendahulukan kepentingan bersama, kerap kali dapat ditemuakan penyelesaian yang rasional.
  3. ·Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi, dapat juga menjadi metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujuin bersama.



KONFLIK SRTUKTURAL :
Konflik Hirarki,
         Konflik yang terjadi di berbagai tingkatan organisasi. Contoh konflik manajemen puncak dengan manajemen menengah, konflik atara manager dengan karyawan.
Konflik Fungsional,
         Konflik yang terjadi antar departemen fungsional organisasi. Contoh : konflik antar bagian produksi degan bagian pemasaran, bagian personaliadengan bagian produksi dan sebagainya.
Konflik Linistaf,
         Konflik yang terjadi antara lini dengan staf, karena ada perbedaan-perbedaan di antara keduanya.
Konflik Formal informal,
         Konflik yang terjadi antara organisasi formal dan informal.
KONFLIK LINI DAN STAF
         Bentuk umum dari konflik organisai adalah konflik antara para anggota lini dan staf. Perbedaan ini memungkinkan para anggota lini dan staf untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing secara efektif.

Pandangan lini :
         Para anggota lini berpendapat bahwa para anggota staf mempunyai emapat keluarga:
1.      Staf melampaui wewenangnya
2.      Staf tidak memberikanadvis yang sehat
3.      Staf menumpang keberhasilan lini
4.      Staf mempunyai prespektif yang sempit
Pandangan staf :
1.      Lini tidak mau meminta bantuan staf pada waktu yang tepat
2.      Lini menolak gagasan baru
3.      Memberi wewenang yang terlalu kecil kepada staf
Penanggulangan konflik dan staf :
1.      Penegasan tentang tanggung jawabnya
2.      Pengintegrasian kegiatan-kegiatan
3.      Mengajarkan lini untuk menggunakan staf
4.      Mendapatkan pertanggungajawaban staf atas hasil-hasil

BAB 3KESIMPULAN

  1. Kemampuan manager dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunkasi akan menentukan efektifitas manager.
  2. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan yang akan mendorong mewujudkan perilaku guna mencapai kepuasa dirinya. Model yang dgunakan untuk memotivasi ada 3, yaitu : model tradisional, model hubungan manusiawi dan model sumber daya manusai.
  3. Ada tiga jenis model motivasi, yaitu : teori petunjuk, teori isi dan teori proses
  4. Komunikasi yang efektif didasarkan pada 2 alasan, pertama komunikasi adalah proses melalui fungsi-fungsi manajemen, kedua pencurahan proporsi waktu.
  5. Efektifitas komunikasi dipengaruhi oleh saluran formal organisasi dan struktur wewenang, spesalisasi kegiatan dan kepemilikan informasi.
  6. Manajer harus menyadari bahwa komunikasi informal terutama grapevine tidak dapan dihilangkan, dan manajer harus menggunakan ini sebagai pelengkap komunikasi formal.
 

DAFTAR PUSTAKA

 Buku pengantar manajemen 1, terbitan: Gunadarma, pengarang : MUHAMMAD ABDUL MUKHTI & IMAM HADI SAPUTRO 
            





PERAN DAN TEKNIK PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN

1.1  Rumusan Masalah
 Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :1.      Pengertian pengendalian
2.      Jenis-jenis pengendalian
3.      Proses pengendalian
4.      Karakteristik pengendalian efektif
5.      Perancangan sistem pengendalian
6.      Pengendalian keuangan
7.      Metode pengendalian anggara
8.      Jenis-jenis anggaran

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen, juga agar para pembaca mengetahui dan memahami hakekat Sistem Pengendalian Manajemen 


BAB II

PEMBAHASAN



2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN
Pengendalian/Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. (Schermerhorn,2002)Pengendalian/Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. (Stoner,Freeman,&Gilbert,1995)Pengendalian juga dapat diartikan yaitu bagian dari pengetahuan prilaku terapan (applied behavioral science) yaitu berbagai cara melakukan mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaaan atau organisasi yang dianggap baik. Yang dimaksud  dari “Dianggap baik” yaitu :         Tolak ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi yang berjalan secara efisien, efektif dan produktif.         Apresiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.Alasan  melakukan pengendalian/pengawasan adalah :1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.2. Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.3. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.4. Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan. Tujuan utama dari pengendalian adalah untuk mencegah adanya penyimpangan atau  setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi. Sehingga tujuan yang telah ditetapkan  dapat tercapai dengan baik.Mekanisme  pengendalian/pengawasan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Penetapan standar kegiatan2. Menyusun umpan balik (feedback)3. Pembandingan kegiatan dengan standar4. Mengukur penyimpangan5. Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukanJadi pengendalian dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan untuk membantu manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalaui strategi tertentu secara efisien dan efektif dan untuk mencegah adanya penyimpangan atau  setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi.

2.2 JENIS-JENIS PENGENDALIAN
1.Pengendalian PendahuluanPengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan modal yang diperlukan sudah dianggarkan sehingga bilaman kegiatan dilakukan, maka sumber daya tersebut tersedia, baik menyangkut jenis, kualitas, kuantitas, maupun sesuai dengan kebutuhan.2. Pengendalian BersamaanDalam hal ini, manajer melakukan fungsi pengarahan kepada pekerjaan bawahannya. Pengarahan yang dimaksud, yaitu melalui tindakan ketika mereka memberikan instruksi kepada bawahan dalam berbagai metode dan prosedur yang layak serta mengawasi pekerjaan bawahan untuk menjamin supaya pekerjaan dikerjakan dengan baik.3. Pengendalian Umpan BalikSistem pengendalian umpan balik biasanya berfokus pada hasil-hasil akhir sebagai dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan. Metode umpan balik yang dipakai dalam bisnis meliputi analisis laporan keuangan, pengendalian kualitas, dan evaluasi kinerja karyawan.

2.3 PROSES PENGENDALIAN
Menurut Robbins dan Coulters, proses pengendalian terdiri dari 4 aktifitas yaitu:Penetapan tujuan (goal setting), pengukuran (measuring), membandingkan kinerja actual dengan standar kinerja (comparing actual permfomance against standard) dan tindakan manajerial (managerial action).Penetapan tujuan diawali dengan adanya penetapan terlebih dahulu berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi untuk mencapai tujuan tersebut sampai penentuan anggaran yang menunjukan rencana alokasi masing-masing sumber daya organisasi perusahaan dalam menunjang pencapaian tujuan.Pengukuran merupakan penetapan satuan numeric terhadap suau objek yang di ukur. Aktifitas pengukuran menyangkut 2 hal :1.      Pengukuran berkaitan dengan apa yang di ukur.2.      Pengukuran berkaitan dengan bagaimana pengukuran dilakukan. Membandingkan merupakan proses membandingkan kinerja actual dengan starndard kinerja dan berbagai tujuan yang telah ditetapkan tujuan maupun standard ditetapkan pada tahap perencanaan (planning).Tindakan managerial langkah terakhir dari proses pengendalian adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruan maupun pencapaian kinerja individu. 

2.4 KARAKTERISTIK PENGENDALAIN YANG EFEKTIF
Ciri-ciri dari pengendalian yang efektif
  • Proses berawal ketika director mencari informasi tentang aktivitas, director ini dapat berupa system informasi baik formal maupun informal, yang menyediakan informasi kepada pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu aktifitas.
  • Setelah informasi diperoleh , aktifitas yang terekam di dalamnya dibandingkan dengan standart atau patokan berupa criteria mengenai apa yang seharusnya dilaksanakan dan seberapa jauh juga pembenaran.
  • Proses perbaiakn dilaksanakan oleh efektir, sehingga penyimpangan-penyimpangan diubah agar kegiatan kembali mengikuti criteria yang telah ditetapkan.
  • Begitulah propses pengendalian manajemen , dinamis dan berkelanjutan.
2.5 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN
Tidak ada sistem yang baik dan buruk , yang ada adalah suatu desain system pasfit dengan lingkinagn bisnis yang dihadapi oleh organisasi. Suatu system dengan lingkunagn tempat system tersebut digunakan untuk menjadikan system tersebut efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut. Oleh karena itu mendesain system pengendalian manajemen, karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh organisasi merupakan dasar untuk mendesain system tersebut. Pendekatan penyusunan system seperti itu disebut Contingency Approach.
Lingkungan bisnis ibarat suatu territorial, untuk menjelajahi diperlukan suatu peta. Peat yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh manajemen disebut paradigm the way we see the world. Paradigm tertentu kta memandang dunia yang dihadapi, dan denagn paradigma ini kita bersikap dan bertindak. Serta berdasarkan paradigma tersebut kita mendesain system suatu alat yang kita digunakan untuk mengorganisasikan berbagai sunber daya untuk mewujudkan system.
Setiap sistem terdiri dari dua bagian: struktur dan proses struktur.

2.6 PENGENDALIAN KEUANGAN
Laporan keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk menelusuri nilai uang dari barang atau jasa yang masuk kedalam dan luar organisasi. Laporan memberikan sarana untuk memonitori tiga kondisi utama keuangan,yaitu:
1. Likuiditas yaitu kemampuan mengubah aktiva menjadi uang tunai agar dapat memenuhi    kebutuhan jangka pendek.
2. Kondisi umum keuangan yaitu keseimbangan jangka panjang antara utang fan kekayaan.
3. Profitabilitas yaitu kemampuan untuk mendapatkan laba secara kurun waktu yang panjang.

2.7 METODE PENGENDALIAN ANGGARAN
Anggaran adalah laporan kuantitatif formal mengenai sumber daya yang disisihkan untuk melaksanakan aktivitas yang telah direncanakan selama jangka waktu tertentu. Anggaran dapat dinyatakan dalam bentuk uang yang mudah digunakan dalam berbagai kegiatan aktivitas organisasi atau perusahaan. Aspek keuangan dari anggaran dapat memberikan informasi secara langsung mengenai modal dan laba. Anggaran juga dapat menetapkan standar prestasi kerja yang jelas dan tidak meragukan untuk jangka waktu tertentu.
Proses pembuatan anggaran dimulai ketika manajer menerima ramalan ekonomi serta pemnjualan penjualan dan laba untuk tahun mendatang dari manajemen puncak, bersama dengan jadwal kapan dengan pengukuran harus diselesaikan. Selama proses penjualan anggaran ketika sumber daya tang terbatas milik perusahaan dialokasikan, manajer mungkin merasa khawatir bawha mereka tidak mendapat bagian yg adil.
Berbagai macam anggaran1. Anggaran operasiMenunjukan barang dan jasa yang diperkirakan akan dkonsumsi oleh perusahaan selama periode anggaran .2. Anggaran keuanganMenyatakan secara rinci uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan selama periode yang sama dan darimana asal uang tersebut.

2.8 JENIS-JENIS ANGGARAN

1. Anggaran PenjualanAnggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual.Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran penjualan produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua, regresi, dan lain-lain.  
2. Anggaran ProduksiAnggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun.Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:• Pola produksi konstanMerupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain.• Pola produksi bergelombangMerupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.• Pola produksi moderatMerupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.3. Anggaran Bahan BakuApabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut dengan material usage rate.Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan tersebut.Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir, maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya.Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan  4. Anggaran Tenaga Kerja LangsungTenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung dalam pengolahan produk. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang ikut membantu penyelesaian produk. Anggaran tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan berapa banya kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produksi. Rumus yang digunakan untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut : Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP5. Anggaran Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.6. Anggaran PersediaanAnggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi.7. Anggaran Biaya Non ProduksiAnggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan. 8. Anggaran Pengeluaran ModalAnggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang dimiliki. Oleh karena itu dalam anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil keputusan untuk menghindari kerugian yang sangat besar.9. Anggaran KasAnggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.10. Anggaran Rugi-LabaAnggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.11. Anggaran NeracaAnggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.12. Anggaran Perubahan Posisi KeuanganAnggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan.  

BAB III

KESIMPULAN

Pengendalian dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan untuk membantu manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalaui strategi tertentu secara efisien dan efektif dan untuk mencegah adanya penyimpangan atau  setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi.

Dalam perencanaan system pengendalian, tidak ada sistem yang baik dan buruk , yang ada adalah suatu desain system pasfit dengan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi. Suatu system dengan lingkungan tempat system tersebut digunakan untuk menjadikan system tersebut efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut.   

DAFTAR PUSTAKA


 http://lina-embun.blogspot.com/2011/12/fungsi-pengendalian-dalam-manajemen.html http://shesaskia.blogspot.com/2010/12/peranan-dan-teknik-pengendalian-dalam.html http://cysyl.wordpress.com/2010/04/12/jenis-jenis-anggaran-2/ http://baimsangadji.blogspot.com/2010/04/jenis-jenis-anggaran.html Buku Pengantar Manajemen, Amiruloh Ismail Solihin, 2009. Pengantar Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta.                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar